Fanfiction EXO
Title :
In My Eyes
Format :
Chapter
Main Cast :
Kim Ga Eun a.k.a Nae Yeol and Do Kyung Soo a.k.a Kyung Soo
Genre :
PG 17, Horror, romance
Annyeong Reader. Setelah sekian lama author menghilang dari peredaran, akhirnya sekarang bisa aktif kembaliiii *Horeeeee*
Mudah-mudahan kalian bisa suka dengan cerita ini. Terima kasih sudah membacanya....
Happy Readiiin !!!
Chapter 4
Aku
dan Kyung Soo masih berdiri diam di depan rumah mewah itu. Kami saling menatap
untuk beberapa saat. Aku ragu untuk melangkah masuk kedalam rumah itu. Ini
sudah sangat larut dan tak mungkin kami berkunjung kerumah itu, bisa-bisa kami
di usir pemilik rumah. Aku kembali melihat kearah Kyung Soo yang sedang melihat
kearah rumah mewah itu.
“Kyung
Soo, sebaiknya kita kembali saja besok.” Ucapku sambil mempererat genggamanku
pada Kyung Soo.
“Baik
lah. Kita kembali saja besok sore. Noona sebaiknya kita kembali besok, ini
sudah terlalu malam.” Ucap Kyung Soo menjawab ucapanku lalu berbicara pada
hantu wanita yang ingin kami bantu dan si hantu pun mengangguk.
Kami
pun berjalan menjauh dari rumah mewah itu untuk kembali ke rumah. Aku dan Kyung
Soo kembali berjalan terpisah dan tak saling bicara. Malam ini benar-benar
dingin dan sepi. Hantu-hantu masih saja mengganggu kami, tapi kami tak
memperdulikan mereka karena terlalu lelah.
Sepanjang
perjalanan pulang, aku kembali merasa ada yang melihat dan mengikuti kami.
Entah berapa kali aku melihat kebelakang untuk memastikan dugaanku. Namun
lagi-lagi tidak ada siapa-siapa di sana.
“Ada
apa?” Ucap Kyung Soo yang sekilas melihat kearahku dan kembali melihat kedepan.
“Tidak
ada apa-apa.” Ucapku sambil berjalan lebih cepat dan mendahuluinya.
Tiba-tiba
saja Kyung Soo menarik tanganku. Aku hampir saja jatuh, namun dia langsung
menahan tubuhku dan aku jatuh di pelukkannya. Aku benar-benar terkejut saat
itu, jantungku berdebar sangat kencang dan mungkin wajahku sedang memerah saat
ini.
“Kyung
Soo ada apa?” Tanyaku sambil berusaha melepaskan diri dari pelukkan Kyung Soo
yang cukup erat, namun tak ada jawaban darinya. “Kyung Soo. Kau kenapa?” Ucapku
lagi.
“Diamlah.
Aku ingin seperti ini sebentar, kumohon.” Ucap Kyung Soo pelan.
Aku
benar-benar bingung kenapa Kyung Soo tiba-tiba jadi seperti ini. Selama aku
tumbuh besar bersamanya, ini kali pertama dia memelukku dengan sanggat erat
seperti ini dan tidak ingin melepasnya. “Kau kenapa Kyung Soo?” Ucapku dalam
hati. Jantungku semakin kencang berdetak, aku tak tau kenapa seperti ini. Aku
tak pernah berdebar seperti ini sebelumnya, aku harap dia tidak tau. Perlahan
kedua tanganku melingkat kepunggung Kyung Soo. Aku bingung harus berbuat apa
saat itu.
Suasana
saat itu benar-benar berbeda dari biasanya. Tak seperti biasanya dia seperti
ini. Meskipun jantungku berdebar dengan sangat kencang dan merasa sangat
kebingungan saat ini, tapi aku suka karena aku tak kedinginan lagi seperti tadi.
Tiba-tiba
Kyung Soo melepas pelukkannya dariku sambil menunduk. “Maaf Nae-aa. Ayo jalan
lagi.” Ucap Kyung Soo sambil kembali berjalan. Aku masih berdiri diam di
tempatku semula dan melihat Kyung Soo pergi begitu saja. Awalnya Kyung Soo
masih tetap saja berjalan dan tidak memperdulikanku. Namun dia kemudian
berbalik melihatku. Jarak kami kini cukup jauh.
“Ayo,
kau pasti lelah. Aku sudah cukup lelah hari ini.” Ucapnya ketus. Aku tak tau
apa yang ada di benaknya. Tiba-tiba saja dia memelukku dan seketika itu pula
dia kembali jadi dirinya semula. Aku sangat ingin tau apa yang dia fikirkan.
Aku
akhirnya berjalan mengikutinya lagi dari belakang dengan wajah kesal. Aku tak
tau Kyung Soo menyadarinya atau tidak, yang jelas tatapannya masih lurus
kedepan. Kenapa setiap hari aku harus bersamanya? Dan lagi kenapa aku harus
berdebar-debar hanya karena dia memelukku dengan erat seperti tadi? Apa aku
menyukainya? Oh annii, jangan sampai aku suka pada laki-laki judes dan dingin
seperti dia.
“Kalian
baik-baik saja?” Ucap suara yang tidak asing buatku.
“Eh
paman, dari mana saja kau?” Ucapku sambil melihat kearah pemilik suara yang
ternyata paman malaikat.
“Maaf
nak, paman pergi ketempat yang cukup jauh dari sekolah, paman tak sanggup
berada di sana tadi. Terlalu menakutkan.” Ucap paman malaikat.
“Lain
kali segera kembali ya paman kalau aura yang seperti itu sudah hilang.” Ucapku.
“Baiklah.
Paman tidak akan meninggalkan kalian lama-lama. Kyung Soo kau kenapa?” Ucap
paman sambil menghampiri Kyung Soo yang berada sedikit jauh dariku. Mereka
terlihat berbincang-bincang, namun aku tak tau apa yang mereka bicarakan dan
aku tak peduli.
Saat
sampai di rumah, aku langsung masuk kedalam kamarku tanpa berbicara sepatah
kata pun pada Kyung Soo yang sempat bertanya dimana aku meletakkan buku
pelajarannya. Aku tak peduli apa yang dia fikirkan, aku ingin tidur nyenyak
malam ini dan tak mau terusik hanya karena Kyung Soo.
Keesokan
harinya…
Aku
benar-benar tidur dengan nyenyak, bahkan aku tidak mendengar apapun sangking
nyenyaknya. Namun hal yang aneh terjadi padaku di tengah-tengah nyenyaknya
tidurku. Sesuatu yang lembut menempel pelan di dahiku. Saat itu kedua mataku
sedikit terbuka. Terpantul di mataku sosok seorang laki-laki dengan senyum yang
menghiasi bibirnya. Aku tak begitu jalas melihatnya karena setelah itu aku
kembali tertidur. Dan tiba-tiba…
“Nae
Yeoooooool. Bangun. Berapa kali lagi aku harus masuk ke kamarmu dan
membangunkanmu hah?!!! Nae-aa bangun!!!!” Teriak seseorang yang suaranya sangat
aku kenal. Beberapa kali dia menggerakkan badanku bahkan menarik tanganku untuk
membangunkanku.
“Ya
Kyung Soo-aa, kau tak perlu berteriak seperti itu kan. Suaramu terlalu merdu
melebihi jam weker.” Ucapku ketus. “Iya iya aku bangun Kyung Soo oppa.” Ucapku
lagi sambil berusaha bangun.
Aku
kembali berdiri berusaha bangun seperti hari-hari sebelumnya dan berjalan
menuju kamar mandi dengan mata yang setengah tertutup. Selama aku mandi, aku
terus berfikir siapa yang ada di kamarku malam tadi. Apa aku hanya bermimpi?
Pertanyaan itu terus terngiang di benakku sampai aku selesai berpakaian dan
bersiap sarapan.
“Ibu,
ayah mana?” Tanyaku saat duduk di kursi makanku.
“Ayah
tadi malam berangkat keluar kota sebelum kalian pulang. Ada sedikit masalah di
kantor cabang, mungkin dia tak pulang untuk beberapa hari.” Ucap ibu
menjelaskan sambil mengoleskan selai di beberapa lembar roti.
“Oh
begitu. Oh ya paman, tadi malam ada siapa di kamarku?” Tanyaku pada paman malaikat
yang sedang duduk tidak jauh dariku.
“Tadi
malam? Hanya aku saja yang ada di kamarmu.” Ucap paman malaikat dengan wajah
bingung.
“Ada
apa Nae-aa?” Ucap ibuku sambil meletakkan beberapa potong roti di atas
piringku.
“Tadi
malam seperti ada orang lain di kamarku bu. Tapi aku tak tau siapa itu,
wajahnya tak begitu jelas.” Jelasku sambil menyuapkan sepotong roti ke dalam
mulutku.
“Mungkin
itu aku. Setiap tengah malam kan aku selalu kekamarmu untuk memastikan kau
sudah tidur apa belum.” Ucap paman malaikat meyakinkanku.
“Tapi
dia tak terlihat seperti paman.” Ucapku bingung.
“Sudah
lah kau pasti mimpi. Cepat sarapan kita bisa terlambat.” Ucap Kyung Soo ketus.
“Ya
aku sudah selesai. Tak perlu menyuruhku untuk cepat. Kita kan tak pernah pergi
bersama.” Ucapku ketus. “Ibu ini bekalku kan? Ibu aku berangkat dulu ya.”
Ucapku lagi sambil mengambil bekal dan tasku lalu beranjak menuju pintu depan.
“Iya.
Hati-hati ya. Kalian tak pergi bersama? Maksudnya?” Tanya ibu setelah mendengar
ucapanku.
“Bukan
apa-apa bu. Kami berangkat dulu ya.” Ucap Kyung Soo berpamitan. Suaranya
terdengar begitu santai, seperti tidak ada salah.
Aku
berjalan cukup jauh dari Kyung Soo dan tidak berniat menoleh sedikit pun ke
arah Kyung Soo yang sepertinya tidak beniat menyusulku. Sesampainya di sekolah,
semua kegiatan berjalan seperti biasa. Aku dan Kyung Soo masih tidak bertegur
sapa seperti hari-hari sebelumnya. Tapi teman-temanku selalu menyebut namanya
setiap kali istirahat. Kyung Soo memang cukup popular di kalangan anak perempuan
di sekolah, termasuk teman-temanku. Mereka semua berharap bisa jadian dengan
Kyung Soo, yang menurut mereka keren – memang sih, aku pun mengakuinya – tapi
kalau mereka tau sifat asli Kyung Soo yang judes dan dingin, aku yakin mereka
pasti berhenti menyukainya.
Hari
pun sudah mulai gelap, semua siswa sudah berada di rumah masing-masing,
termasuk kamu. Aku dan Kyung Soo sudah mulai bersiap untuk pergi kembali ke
sekolah untuk menyelesaikan tugas kami. Aku masih tidak ingin berbicara apapun
dengan Kyung Soo, aku masih benar-benar kesal padanya.
“Ayo
berangkat.” Ucap Kyung Soo sambil berjalan menuju pintu depan. Aku juga
berjalan menuju pintu depan mengikuti Kyung Soo tanpa menjawab ajakannya tadi.
Aku masih malas berbicara dengan dengannya karena kejadian kemarin malam. Kami
berdua pun berjalan menuju sekolah. Aku berada di belakang Kyung Soo seperti
biasanya. Kami tidak saling bicara selama berjalan menuju sekolah. Saat sampai
di sekolah, lagi-lagi para hantu di sana mengejutkanku. Entah berapa kali aku
kembali terjatuh kebelakang karena kaget.
“Kau
ini, sudah berapa tahun bisa ngeliat hantu. Kaget terus kaget terus.” Ucap
Kyung Soo masih ketus sambil mengulurkan tangannya seperti biasanya.
“Sudah
lah tak perlu.” Ucapku sambil menepis tangan Kyung Soo dan kembali berjalan.
“Kau
ini kenapa sih? Dari tadi pagi sikapmu aneh. Kenapa? Kau sakit?” Tanya Kyung
Soo yang langsung menghadang langkahku.
“Aku
baik-baik saja. Sudah lah aku tak ingin berdebat denganmu.” Jawabku sambil
kembali berjalan.
“Baik
kalau kau baik-baik saja. Tapi jangan melepas tanganku.” Ucap Kyung Soo sambil
meraih tanganku tiba-tiba dari belakang.
“Ya!!!
Lepaskan tanganku.” Ucapku berusaha melepaskan tangan Kyung Soo.
“Aku
tak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu. Jadi jangan memintaku untuk
melepaskan tanganmu.” Ucap Kyung Soo mempererat genggaman tangannya padaku dan
berbalik melihatku dengan wajah yang serius. Tiba-tiba jantungku berdebar
dengan sangat kencang, sama seperti kemarin malam.
Kami
kembali berjalan menyusuri koridor-koridor sekolah yang lampunya menyala redup
untuk mencari hantu wanita yang akan kami tolong hari ini dan akhirnya kami
menemukannya di dalam ruangan kelas kemarin. Setelah berbincang-bincang
sedikit, kami pun segera berangkat ke rumah kemarin. Hantu wanita itu ternyata
bernama Oh Li Yang dan bersekolah di sekolah ini sekitar 10 tahun yang lalu.
Sepanjang
perjalanan menuju rumah kemarin, aku kembali merasa ada yang memperhatikan
kami. Entah beberapa kali aku melihat kebelakang untuk mencari asal tatapan itu
dan yang aku temukan hanyalah beberapa hantu yang cukup menyeramkan. Awalnya
aku fikir mereka lah yang menatap kami. Namun setelah aku perhatikan lagi, aku
rasa ini bukan tatapan mereka. Ini bukan tatapan hantu, aku yakin itu.
“Kenapa
Nae-aa?” Tanya Kyung Soo yang masih menggenggam erat tanganku.
“Tak
ada apa-apa. Kita sudah sampai?” Ucapku sambil melihat kearah Kyung Soo.
“Dari
tadi. Ayo kita masih.” Ucap Kyung Soo mengajakku masuk kedalam rumah yang kami
tuju.
Kyung
Soo melepaskan genggaman tangannya dan berjalan di depanku. Berlahan tapi
pasti, kami masuk kehalaman rumah mewah itu. Rumah itu terlihat begitu bersih
dan terawat.
Ting
Tong…Ting Tong
Kyung
Soo pun membunyikan bel rumah tersebut beberapa kali. Tak berapa lama kemudian
terdengar suara pintu rumah di buka. Seketika aku langsung terpaku saat melihat
orang yang membuka pintu rumah tersebut adalah guru sastra jerman di sekolah
kami. Aku tak tahu dia mengajar di kelas Kyung Soo atau tidak, tapi yang pasti
dia mengajar di kelasku bahkan tadi siang aku sempat mendapat pertanyaan
darinya.
“Cari siapa nak?” Ucap guruku itu saat pintu
di buka. “Hmm kamu Park Nae kan?” Ucapnya lagi setelah melihatku dengan
seksama.
“Nee
Jang Seosengnim.” Ucapku pelan sambil menundukkan badan. Aku melihat ke arah
Kyung Soo yang terlihat bingung dan kemudian dia juga menundukkan badannya.
“Wah
saya fikir siapa tadi. Ada perlu apa kalian ke mari malam-malam? Oh ya,
silahkan masuk.” Ucap orang yang selalu ku panggul Jang Seosengnim itu sambil
mempersilahkan kami masuk. “Silahkan duduk dulu. Saya akan ambilkan minum
kalian dulu.” Ucapnya lagi sambil meninggalkan kami di ruang tamu rumahnya.
Aku
benar-benar merasa gugup saat itu dan aku rasa Kyung Soo juga merasakan hal
yang sama. Kami berdua lalu duduk di salah satu kursi yang cukup besar. Tak
berapa lama Jang Seosengnim datang dengan membawa tiga kaleng cola.
“Minum
lah.” Ucapnya sambil duduk di kursi untuk satu orang. “Saya benar-benar
terkejut tiba-tiba ada yang datang malam-malam begini, jarang sekali orang
datang kemari.” Ucapnya lagi dengan senyumannya yang khas.
“Maaf
kalau kedatangan kami mengganggu anda seosaengnim, tapi ada hal penting yang
harus kami sampaikan pada anda.” Ucap Kyung Soo tanpa basa-basi.
“Oh
apa itu? Apa kalian kesini untuk bertanya masalah pelajaran saya?” Ucapnya
tenang sambil meminum cola yang ada di tangannya.
“Tidak
Jang Seosengnim. Kami ke sini ingin menyampaikan pesan dari nona Oh Li Yang.”
Ucap Kyung Soo tenang.
TBC

bagus fanfic-nya tapi mana lanjutannya son, lagi seruserunya lo..
BalasHapus